Kamis, 16 Januari 2014

Presentasi masa nifas normal

Presentasi Pem.Fisik pd BUMIL

Presentasi Herediter dalam TUMBANG Anak

Presentasi FIMOSIS

Presentasi Stimulus TUMBANG Anak Usia 0-3 tahun FISIK

Presentasi Labioskizis

ASKEP Neonatus dengan jejas persalinan

Presentasi ABSES

Presentasi Diaper Rash

Bayi Prematur

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.
Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah kebidanan.

1.2 TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah patologi persalinan prematur dan manajemennya dalam asuhan kebidanan
1.2.2 Tujuan Khsusus
Agar dapat mngetahui mengenai :
a. pengertian prematur
b. penyebab bayi premature
c. tanda dan gejala persalinan premature
e. klasifikasi bayi prematur
f. patofisiologi premature
h. pengelolaan persalinan prematur
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
PREMATUR

2.1. DEFINISI

Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Dengan demikian, persalainan premature dapat terdiri dari :
1. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK)
2. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
a. Small for gestational age (SGA)
b.Intra uteri grouth retardation (IUGRat)
c. Inta uteri grout restriction (IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut usia kehamilan dan berat badan lahir, yaitu :
1. Sangat premature
2. Premature sedang
3. Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas adalah kelahiran hidup bayi dengan berat < 2500 gr. Criteria ini dipakai terus menerus secara luas, sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan adanya hambatan pertumbuhan janin



2.2. ETIOLOGI

a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
Kehamilan
1) Malformasi Uterus
2) Kehamilan ganda
3) TI. Servik Inkompeten
4) KPD
5) Pre eklamsia
6) Riwayat kelahiran premature
7) Kelainan Rh

Kondisi medis
1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.
b. Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
d. Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
e. Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan.

2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi
a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.
c. Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
d. Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.

Sosial Ekonomi
1) Tidak melakukan perawatan prenatal
2) Status sosial ekonomi rendah
3) Mal nutrisi
4) Kehamilan remaja

Faktor gaya hidup
1) Kebiasaan merokok
2) Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang
3) Penyalahgunaan obat (kokain)
4) Alcohol

2.3. TANDA DAN GEJALA
Tanda-tanda persalinan prematur, yaitu
1) Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
2) Kram perut, dengan atau tanpa diare.
3) Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
4) Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah.
5) keluar air atau cairan lainnya dari vagina.

2.4. KLASIFIKASI
Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
BATASAN KRITERIA KETERANGAN
Sangat premature  Usia kehamilan 24-30 minggu
 BB bayi 1000-1500 g  Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator canggih
 Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan fisiologis
Prematur Sedang  Usia kehamilan 31-36 mingu
 BB bayi 1501-2000 g  Dengan perawatan cangih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat
Premuatur borderline  Usia kehamilan 36-38 mingu
 Berat bayi 2001-2499 g
 Lingkaran kepala 33 cm
 Lingkaran dada 30 cm
 Panjang badan sekitar 45cm  Masih sangat mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat
 Perhatikan kemungkinan :
 Ganguan napas
 Daya isap lemah
 tdak tahan terhadap hipotermia
 mudah terjadi infeksi

Persalinan prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab
Pengolongan kriteria Keterangan
Golongan 1  dapat terjadi prematur teratur tidak menimbulkan proses “rekuren”
 solusio plasenta
 plasenta previa
 hidramnion /oligohidromnion
 kehamilan ganda kejadian persalinan prematur sangat jarang berulang dengan sebab yang sama
Golongan 2  resiko kejadian persalinan prematur tidak dapat dikontrol oleh penderita sendiri
 hamil usia muda ,tua (umur kurang 18 tahun atau diatas 40tahun )
 terdapat anomali alat reproduksi  sebagian masih dapat diupayakan untuk dikendalikan
 anomali alat reproduksi sebagian sulit dikendalikan sekalipun dengan tindakan operasi
Golongan 3  faktor yang menimbulkan pesalinan prematur dapat dikendalikan sehinga kejadian prematur dapat diturunkan :
 KEBIASAAN :
• Merokok ketagin obat
• Kebiasaan kerja keras ,kurang tdur dan istirahat
 Keadaan sosial ekonomi yang menyebabkan konsumsi gizi nutrisi rendah
 Kenali berat badan ibu hamil yang kurang
 Anomali serviks, serviks inkompeten  Permasalahan yang dihadapi golongan 111,sebagian besar beraspek sosial sehingah peran nya sebagai faktor pemicu persalinan prematur dapat dikendalikan:
 Kemampuan pengendalian faktor sosial yang berada ditengah masyarakat ,merupakan program obstetr sosial
 Keberhasilan nya akan dapat dirasakan masyarakan dan mempunyai nilai untuk meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan bermutu dan menyeluruh , sebagai stategi sosial.


2.5. PATOFISIOLOGI
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

2.6. DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATUR
Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

2.7. PENGELOLAAN PERSALINAN PREMATUR
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah mordibitas dan mortalitas neonates preterm adalah:
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis
2. Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
3. Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.
Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah.
1. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak.
2. Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan beri dukungan.
4. Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis, DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).






































BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1.Pengkajiaan Data Tanggal 18 Desember 2009 Jam:10.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Bayi : By. Ny “A”
Umur : -
Tgl/jam/ lahir : 09-08-2013
Jenis kelamin : Laki – laki
No. Registrasi : -

Nama Ibu : Ny.”A” Nama Ayah :Tn “F”
Umur : 25 Thn Umur : 30 Thn
Suku Bangsa : Jawa/ Indo nesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasila : - Penghasilan : -
Alamat :selemak Alamat :selemak
Telp : -
2 Anamnesa khusus
Tanggal : 18-12-2013 jam : 10.00
a) Riwayat penyakit kehamilan
1) Perdarahan : Tidak ada
2) Pre eklamsia : Tidak ada
3) Eklamsia : Tidak ada
4) Penyakit kelamin : Tidak ada
5) Lain – lain : Tidak ada
b) Kebiasaan waktu hamil :
1) Mkanan : Makanan seimbang
2) Obat – obatan : Tidak pernah
3) Merokok : Tidak pernah
4) Lain – lain : Tidak ada
c) Riwayat Persalinan Sekarang :
1. Jenis Persalinan : spontan
2. Ditolong Oleh : bidan
3. Lama Persalinan : 30 menit
 kala I : 1 jam - menit
 kala II : ½ jam- menit
 kala III : - jam 10 menit
 kala IV : 2 jam - menit
4. ketuban pecah : spontan/ amniotomi, warna: jernih, bau: anyis,
jumlah: 200cc
5. komplikasi persalinan:
 ibu : tidak ada
 bayi : tidak ada
6. keadaan bayi baru lahir:
 Nilai apgar : 1 menit: 7. 5 menit: 8
 Berat badan lahir: 1900 gram
 Panjang lahir : 45 cm.
d) Resusitasi
Penghisapan lendir : ya. Rangsangan : ya.
Ambubag : tidak. Lamanya : - menit
Massage jantung : tidak. Lamanya : - menit
Oksigen : tidak. Lamanya : - menit
Therapi : -
Keterangan : -
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Suhu : 36,5 c, Axilla/ rectal, pukul -
c) Pernafasan : 45 x/ menit, teratur/ tidak, pukul -
d) HR : 125 x/ menit, teratur/ tidak, pukul -
e) BB sekarang : 1900 gram


2. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi
a) Kepala : Tidak ada caput, tidak ada maulage
b) Ubun – ubun : Belum menutup
c) Muka : Berwarna merah muda
d) Mata : pupil (+) terhadap reflek cahaya
e) Telinga : Tidak ada serumen
f) Mulut : Tidak terdapat palato labio sceleeces
g) Hidung : Tidak terdapat pernafasan cupinghidung
h) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i) Dada : Bentuk silindis
j) Tali pusat : Tidak ada perdarahan, tali pusat baik
k) Punggung : Tidak lordosis
l) Ekstremitas : Pergerakan baik, tidak ada kelemahan
m) Genetalia : tidak ada kelainan
n) Anus : Tidak terdapat atresia Ani

3. Reflek
a) Reflek Moro : Positif
b) Reflek Rooting : Positif
c) Reflek Graphs/ piantar : Positif
d) Reflek sucking : Positif
e) Reflek Tonic Neck : Positif

4. Antropometri
a) Lingkar kepala : 33 cm
b) Lingkar Dada : 32 cm
c) Lingkar lengan atas : 8 cm

5. Eliminasi
a) Miksi : sudah warna: kuning jernih, pukul10.17, 1 kali
b) Meconium : sudah warna: hijau kehitaman, pukul 11.00, 1 kali

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah : Tidak dilakukan
b. Urine : Tidak dilakukan

3.2 DIAGNOSA/MASALAH
DX : Bayi baru lahir hari pertama dengan prematur
DS : ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 18 Desember 2009
Ibu mengatakan melahirkan dengan umur kehamilan 8 bulan
DO : - keadaan umum : Baik
- TTV :- Penafasan : 45x/menit
- Suhu : 36 C
- Nadi : 125x/menit
- A-S :7-8
- Antropometri : - BB :1900 gr
- PB : 47 cm
- Lika : 30 cm
- Lida : 31 cm
- Lila : 8 cm

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
 Asfiksia
 Hipotermia
 Infeksi
 Hipoglikemi

3.4 IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
o Pemantauan suhu
o Perawatan tali pusat
o Konsultasi dengan dokter
o Rujuk

3.5 INTERVENSI
1. Lakukan penanganan awal
R/ :Untuk menimalisir kedaruratan pada bayi
2. Perhatikan nutrisi yang akan di berikan pada bayi (ASI)
R/: agar nutrisi bayi terpenuhi
3. Berikan HE :
a. Cara memberikan ASI
R/ : Agar nutrisi bayi terpenuhi
b. Cara menjaga kehangatan bayi
R/:Agar bayi tidak hipotermi
c. Tanda-tanda bahaya bayi prematur
R/:Agar ibu waspada terhadap bayinya
d. Perawatan bayi sehari-hari
R/:Agar bayi tidak infeksi
4. Anjurkan pada ibu untuk control bayinya ke tenaga kesehatan
R/: Agar kesehatan bayi terkontrol

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal 18 - 12-2009 Jam :10.00 WIB
1. lakukan penanganan awal pada bayi
 Membersihkan jalan nafas, yakni mulut dan hidung dari lendir darah dan air ketuban dengan kasa steril
 Membersihkan dan mengeingkan tubuh bayi dengan kain lunak yang bersih dan kering
 Menjepit, memotong dan merawat tali pusat dengan benar yaiti membungkus tali pusat dengan kasa steril.
 Membungkus bayi dengan kain yang bersih, kering dan cukup tebal.
 Meletakkan bayi diruangan yang hangat.
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lain
3. Memberikan HE tentang :
• Cara menjaga kesehatan dan kehangatan prematur, yaitu :
- Bayi tidak boleh diletakkan ditempat yang banyak angin.
- Ganti pakaian dan kain pembungkus bayi bila basah
- bayi harus sering dipeluk di dada untuk mendapatkan kehangatan.
- jangan dimandikan terlebih dahulu sampai keadaan bayi stabil.
• Cara memberikan ASI pada bayi prematur
- Bayi disusui sesering mungkin
- Setiap slesai menyusui, bayi dipangku dan ditegakkan sambil ditepuk-tepuk punggungnya agar udara dalam perut dapat keluar.
- Sisa-sisa ASI dimulut bayi dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang dibasahi dengan air hangat.
• Tanda-tanda bahaya bayi prematur, yaitu :
- Bayi menjadi lemah
- Bayi tiba-tiba kurang mau minum, tidak sepeti biasanya
- Bayi kejang-kejang
- Tali pusat berdarah, kmerahan, berabau atau brnanah.
- Bayi demam
- Bayi mencret atau muntah-muntah, dll.
• Perawatan bayi sehari-hari
- Cara merawat tali pusat dengan benar untuk mencegah infeksi
- Memberikan lampu 5 watt di ruangan bayi dengan jarak 1 meter
- Tidak memandikan bayi sebelum BB bayi mencapai 2500 gram
- Tidak boleh memberikan makanan tambahan apapun pada bayi

3.7. EVALUSI
Tanggal 18-12-2009
S : - Ibu megatakan bayi lahir kurang bulan
O : - Keadaan umum baik
- TTV : - Nadi : 125 x/menit
- Suhu : 36 ‘C
- Pernafasan : 45 x/menit
- A-S : 7-8
A: Bayi Ny.”S” dengan prematuritas
P : - Berikan HE tentang perawatan tali pusat
- Berikan HE tentang pemberian kehangatan pada bayi
- Berikan HE tentang ASI
- Observasi pernafasan dan suhu dan TTV dan BB.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan lebih memudahkan pembaca. Pada pembahasan ini sudah di kelompokkan sesuai langkah-langkahmanajemen kebidanan. Yang meliputi :
1. Pengkajian
Pada pengkajian terdapat pengkajian data secara subyektif dan objektif.
Dari pengkajian tersebut tidak terdapat kesenjangan di karenakan klien sangat membantu dan mau di ajak berkomunikasi , mampu menjawab semua pertanyaan pada pengumpula data secara subyektif. Dan pada pengkajian data secara obyektif yang dilakukan melalui pemeriksaan oleh tenaga kesehatan juga tidak terdapat kesenjangan.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada interpretasi data dasar, dari diagnosa dan data dasar yang di peroleh melalui DS dan DO “Asuhan kebidanan pada bayi Ny.S dengan kehamilan kurang bulan tidak mengalami kesenjangan, karena pemeriksaan di lakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
3. Diagnosa (Masalah Potensial)
Masalah diagnosa atau masalah potensial yang ditegakan adalah Asfiksia, Hipotermi, Infeksi dan Hipoglikemi.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena bidan melakukan kolaborasi dengan dokter DSOG.. Pada bayi Ny.S dilakukan segera dan berkolaborasi dengan DSOG.
5. Intervensi
Pada tahap merencanakan asuhan yang menyeluruh berpedoman pada teori yaitu dilakukan observasi keadaan umum janin, dan kolaborasi dengan DSOG. Pada bayi Ny.S dilakukan sesuai dengan teori, observasi keadaan umum janin, dan kolaborasi dengan DSOG.
6. Implementasi
Dalam melaksanakan asuhan menurut teori, observasi keadaan umum janin, dan kolaborasi dengan DSOG. Pada bayi Ny. S dilaksanakan sesuai dengan teori , observasi keadaan umum janin, dan kolaborasi dengan DSOG.
7. Evaluasi
Pada langkah evaluasi tiap 15 menit jam pertama, 30 menit jam kedua, dan 6-8 jam hari pertama.. Pada Ny. W penulis hanya mengobservasi 2 jam post partum selanjutnya perawatan dipantau di ruang nifas.
Setelah mendapatkan penjelasan dari bidan, ibu mengerti dan merasa puas dengan konseling yang diberikan oleh bidan serta pelayanan yang di berikan. Dan pada evaluasi juga tidak terdapat kesenjangan.
Jadi, dalam pembahasan yang sudah di jelaskan secara perkelompokdapat dikatakan tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang di buat, semua item-item dapat dilakukan sesuai standart 7 langkah varney.





























BAB IV
PENUTUP


4.1. KESIMPULAN

Premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan.
Faktor penyebat persalinan bayi prematur adalah adanya faktor maternal, faktor fetal, dan faktor lain, seperti kehamilan, kondisi medis, faktor sosial ekonomi dan faktor gaya idup
kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

4.2. SARAN
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif dalam melakukan pembinaan kasus. Sehingga asuhan yang diberikan dapat diterapkan sesuai dengan teori yang didapat di institusi pendidik


Hipotermi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotermi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada neonatal. Menurut laporan LB3 Dinkes Subdinbindal Yogyakarta 2003 angka kematian bayi sebesar 281 dari 23,53/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah dikembangkan tindakan untuk mencegah hipotermi pada neonatal yaitu dengan menunda memandikan sampai suhu tubuh stabil. Hipotermi sangat rentan terjadi pada bayi baru lahir karena tubuh bayi masi berusaha menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hipotermi?
2. Bagaimana tanda dan gejala Hipotermi?
3. Apa penyebab Hipotermi?
4. Bagaimana cara penanganan Hipotermi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hipotermi
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala Hipotermi
3. Untuk mengidentifikasi penyebab Hipotermi
4. Untuk mengetahui cara penanganan hipotermi

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Suhu normal pada bayi baru lahir berkisar 36,5°C-37,2°C.Gejala awal hipotermi adalah suhu<36°C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.Hipotermi pada bayi dapat berakhir dengan kematian. Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu tubuh dibawah normal (kurang dari 36,5 C). Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg.
Mekanisme hilangnya panas pada Bayi baru lahir yaitu :
v Evaporasi yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat penguapan,contoh:air ketuban yang tidak segera dikeringkan.
v Konduksi yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat kontak langsung dengan benda dingin,contoh:bayi yang ditimbang tanpa alas.
v Radiasi yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat memancarnya panas dari tubuh bayi kelingkungan yang lebih dingin.contoh: bayi tidur dekat AC.
v Konveksi yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat udara sekitar yang sedang bergerak,contoh:bayi ditidurkan dekat dengan jendela.
Hipotermi dibedakan atas :
1. stres dingin (36 -36,5° C)
2. Hipotermi sedang (32-36°C) ,tanda-tanda hipotermia sedang ( stress dingin) adalah :
a. Kaki teraba dingin
b.Kemampuan menghisap lemah
c. Aktifitas berkurang (letargi)
d. Tangisan lemah
e. Kulit berwarna tidak rata ( cutis marmorata )
f. Jika hipotermia berlanjut akan timbul cedera dingin cold injury
g.Suhu aksila 32 – 36 °C
3.Hipotermi berat(<32°C) Tanda – tanda hipotermia berat ( cedera dingin)
Memiliki tanda-tanda seperti berikut :
a. Sama dengan hipotermia sedang
b. Bibir dan kuku kebiruan
c. Pernafasan lambat
d. Pernafasan tidak teratur
e. Bunyi jantung lambat
f. Suhu aksila < 32 derajat celcius
g. Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolic
Resiko terjadinya hipotermia dapat terjadi bila :
a. Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
b. Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir
c. Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
d. Tempat melahirkan yang dingin
e. Umur bayi belum cukup saat dipindahkan / dikirim untuk rujukan
f. Suhu badan tidak terjaga selama perjalanan Rujukan
g. Asfiksia,hipoksia atau penyakit-penyakit pada bayi
Penatalaksanaan neonatus resiko tinggi,yaitu:
Mempertahankan Suhu Tubuh untuk mencegah Hipotermi menurut Indarso,F(2001) menyatakan bahwa untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam mencegah hipotermi adalah :
a. Menyiapkan tempat melahirkan
b. Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir
c. Menjaga kehangatan bayi dengan cara mendekap bayi di dada ibu dengan keduanya diselimuti
d. Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang reflek bayi
e. Mempertahankan bayi tetap hangat selama perjalanan pada waktu rujukan
f. Memberikan penghangatan pada bayi baru lahir secara mandiri
g. Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan.
B.Tanda dan Gejala Hipotermi
a. Kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada
b. Aktivitas berkurang
c. Kemampuan menghisap lemah
d. Tangisan lemah
e. Ujung jari tangan dan kaki kebiruan Bayi tidak mau minum atau menetek
f. Bayi tampak lesu dan lemah atau mengantuk saja
g. Kulitnya pucat dan tubuh bayi teraba dingin
h. Bayi menggigil
i. Dalam keadaan berat , denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh baayi yang mengeras ( sklerema)
C.Penyebab Hipotermi
Berikut penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi :
v Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, terlalu cepat dimandikan, tidak segera diberi pakaian, tutup kepala, dan dibungkus, diletakkan pada ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak segera disusui ibunya.
v Bayi berat lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi dengan lingkar lengan kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot lembek, kulit kerput.
v Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat.
v Hipoglikemia
D.Penanganan Hipotermi pada bayi baru lahir
Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
a. Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal.Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
b. Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
c. Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan diatas tungku.
d. Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia , sehingga bayi harus diberi ASI sedikit – sedikit sesering mungkin . Bila bayi tidak menghisap , beri infuse glukosa / dektrose 10% sebanyak 60 – 80 ml /kg per hari
e. Meminta pertolongan kepada petugas kesehatan terdekat.
f. Dirujuk ke rumah sakit.

Pencegahan Hipotermi
Melakukan tujuh rantai hangat, yaitu :
1. Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering, bersih, penerangan cukup.
2. Memberi ASI sedini mungkin
3. Mempertahankan kehangatan pada bayi.
4. Memberi perawatan bayi baru lahir yang memadai.
5. Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan / perawatan bayi baru lahir.
Menunda memandikan bayi baru lahir :
1. Pada bayi normal tunda memandikannya sampai 6 jam.
2. Pada bayi berat badan lahir rendah tunda memandikannya lebih lama lagi
Komplikasi hipotermi yaitu:
Hipoglikemia,asidosis metabolic,karena vasokontriksi perifer dengan metabolism anaerob,kebutuhan oksigen yang meningkat,metabolism meningakat sehingga pertumbuhan terganggu,gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi berat,syok,apnea,perdarahan intra ventricular.
Untuk bayi diatas 1 tahun dapat dideteksi secara kasat mata dan ada juga yang harus dideteksi dengan perabaan:
v Yang dapat dideteksi dengan kasat mata : kondisi bayi tidak jauh dari bayi neonatus yang kedinginan.Cirinya:cenderung diam saja,kulit anak terlihat belang-belang,bercak-bercak putih tetapi kulit kemerahan,bibir dan ujung jari membiru.
v Yang dapat dideteksi dengan perabaan : Tangan dan telapak tangannya teraba dingin,begitu juga dengan telapak kakinya,tubuhnya lebih dingin dari tubuh kita. Untuk memastikan hasilnya dapat dideteksi dengan menggunakan thermometer. Atasi kedinginan ini dengan member selimut,suhu ruangan yang hangat,memberi lampu 60 watt diatas tempat tidurnya.

Makalah BBLR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram . BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.
B. Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
• Untuk memenuhi tugas dari dosen yang bersangkutan
• Supaya mahasiswa lebih memahami tentang Bayi berat lahir rendah (BBLR).
• Meningkatkan minat pembaca untuk tahu tentang Bayi berat lahir rendah (BBLR)
2.Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian BBLR
b. Mengetahui etiologi/penyebab bayi BBLR
c. Mengetahui patofisiologi bayi BBLR
d. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi BBLR
e. Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi dengan BBLR berdasarkan prioritas masalah
f. Dapat mengetahui kesimpulan dari BBLR






BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat berfariasi dan harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas presentil 90 dinamakan besar untuk umur kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir dinamakan berat badan lahir rendah. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir rendah dibedakan:
1.Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500 – 2500 gram
2.Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram
3.Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram
B. Karakteristik BBLR
Menurut Manuaba (1998), karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut:
a. Berat kurang dari 2.500 gram
b. Panjang badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
f. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik- lemah.
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali per menit.
i. Kepala tidak mampu tegak
j. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit.
C. ETIOLOGI
Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga cukup bulan (dismatur).
1. PREMATUR MURNI
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau BBLR adalah
a. Faktor Ibu
1. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
2. Gizi saat hamil kurang
3. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
4. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
5. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
6. Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion
7. Faktor pekerja terlalu berat
8. Primigravida
9. Ibu terlalu muda
b. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hatnil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil seperti pre eklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
c. Faktor Janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali kongenital
d. Faktor Kebiasaan
Pekerjaan yang melelahkan, merokok
e. Faktor yang masih belum diketahui. Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah
1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
5. Tulang-tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apneu
9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi dan lengan
10. Lemak subkutan kurang
11. Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora
12. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah.
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR).
2. DISMATUR
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada, lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
b. Disporpotionate IUGR
Tejadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur
1. Faktor ibu
Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru kronik) gizi buruk, Drug abbuse, peminum alcohol
2. Faktor uteri dan plasenta
Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang lain, sebagian plasenta lepas
3. Faktor janin :
Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis). Penyebab lain Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui
c. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
• Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
• Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
• Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
• Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil
D. PENATALAKSANAN
Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan yang dapat terjadi pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan ditujukan pada pengaturan suhu, pemberian makanan bayi, Ikterus, pernapasan, hipoglikemi dan menghindari infeksi
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas /BBLR.
Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi karena pusat pengaturan panas belum berfungsi dengan baik, metabolisme rendah dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas badannya dapat dipertahankan.
2. Makanan bayi prematur.
Alat pencernaan bayi belum sempurna, lambung kecil enzim peneernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal;/kgBB sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului derngan menghisap cairan lambung , reflek masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit dengan frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yasng paling utama sehingga ASI-lah yang paling dahulu diberikan, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60 cc/kgBB/hari terus dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari.
3. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbilirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka wama bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa, bila ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.
4. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini tanda-tanda gawat pernafasan selalu ada dalam 4 jam. Bayi haras dirawat terlentang atau tengkurap dalam incubator, dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usalia pernapasan.
5. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur.
6. Menghindari Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
E. PROGNOSA
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi, makin tinggi angka kematian), asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan intrafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan post natal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain).
Pengamatan Lebih Lanjut Bila bayi berat lahir rendah dapat mengatasi problematik yang dideritanya perlu diamati selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat dan penyakit penyakit seperti Hidrosefalus, Cerebral palsy dan sebagainya



BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dalam sistematika penulisan maupun dari isi makalah, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya kami berharap saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.






Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda