Kamis, 16 Januari 2014

Bayi Prematur

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.
Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah kebidanan.

1.2 TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui asuhan kebidanan pada masalah patologi persalinan prematur dan manajemennya dalam asuhan kebidanan
1.2.2 Tujuan Khsusus
Agar dapat mngetahui mengenai :
a. pengertian prematur
b. penyebab bayi premature
c. tanda dan gejala persalinan premature
e. klasifikasi bayi prematur
f. patofisiologi premature
h. pengelolaan persalinan prematur
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
PREMATUR

2.1. DEFINISI

Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Dengan demikian, persalainan premature dapat terdiri dari :
1. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK)
2. Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
a. Small for gestational age (SGA)
b.Intra uteri grouth retardation (IUGRat)
c. Inta uteri grout restriction (IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut usia kehamilan dan berat badan lahir, yaitu :
1. Sangat premature
2. Premature sedang
3. Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas adalah kelahiran hidup bayi dengan berat < 2500 gr. Criteria ini dipakai terus menerus secara luas, sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan adanya hambatan pertumbuhan janin



2.2. ETIOLOGI

a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
Kehamilan
1) Malformasi Uterus
2) Kehamilan ganda
3) TI. Servik Inkompeten
4) KPD
5) Pre eklamsia
6) Riwayat kelahiran premature
7) Kelainan Rh

Kondisi medis
1) Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.
b. Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
d. Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
e. Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan.

2) Kondisi yang menimbulkan kontraksi
a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.
c. Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.
d. Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.

Sosial Ekonomi
1) Tidak melakukan perawatan prenatal
2) Status sosial ekonomi rendah
3) Mal nutrisi
4) Kehamilan remaja

Faktor gaya hidup
1) Kebiasaan merokok
2) Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang
3) Penyalahgunaan obat (kokain)
4) Alcohol

2.3. TANDA DAN GEJALA
Tanda-tanda persalinan prematur, yaitu
1) Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
2) Kram perut, dengan atau tanpa diare.
3) Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
4) Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah.
5) keluar air atau cairan lainnya dari vagina.

2.4. KLASIFIKASI
Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
BATASAN KRITERIA KETERANGAN
Sangat premature  Usia kehamilan 24-30 minggu
 BB bayi 1000-1500 g  Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator canggih
 Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan fisiologis
Prematur Sedang  Usia kehamilan 31-36 mingu
 BB bayi 1501-2000 g  Dengan perawatan cangih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat
Premuatur borderline  Usia kehamilan 36-38 mingu
 Berat bayi 2001-2499 g
 Lingkaran kepala 33 cm
 Lingkaran dada 30 cm
 Panjang badan sekitar 45cm  Masih sangat mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat
 Perhatikan kemungkinan :
 Ganguan napas
 Daya isap lemah
 tdak tahan terhadap hipotermia
 mudah terjadi infeksi

Persalinan prematur berdasarkan pengolangan faktor penyebab
Pengolongan kriteria Keterangan
Golongan 1  dapat terjadi prematur teratur tidak menimbulkan proses “rekuren”
 solusio plasenta
 plasenta previa
 hidramnion /oligohidromnion
 kehamilan ganda kejadian persalinan prematur sangat jarang berulang dengan sebab yang sama
Golongan 2  resiko kejadian persalinan prematur tidak dapat dikontrol oleh penderita sendiri
 hamil usia muda ,tua (umur kurang 18 tahun atau diatas 40tahun )
 terdapat anomali alat reproduksi  sebagian masih dapat diupayakan untuk dikendalikan
 anomali alat reproduksi sebagian sulit dikendalikan sekalipun dengan tindakan operasi
Golongan 3  faktor yang menimbulkan pesalinan prematur dapat dikendalikan sehinga kejadian prematur dapat diturunkan :
 KEBIASAAN :
• Merokok ketagin obat
• Kebiasaan kerja keras ,kurang tdur dan istirahat
 Keadaan sosial ekonomi yang menyebabkan konsumsi gizi nutrisi rendah
 Kenali berat badan ibu hamil yang kurang
 Anomali serviks, serviks inkompeten  Permasalahan yang dihadapi golongan 111,sebagian besar beraspek sosial sehingah peran nya sebagai faktor pemicu persalinan prematur dapat dikendalikan:
 Kemampuan pengendalian faktor sosial yang berada ditengah masyarakat ,merupakan program obstetr sosial
 Keberhasilan nya akan dapat dirasakan masyarakan dan mempunyai nilai untuk meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan bermutu dan menyeluruh , sebagai stategi sosial.


2.5. PATOFISIOLOGI
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

2.6. DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATUR
Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

2.7. PENGELOLAAN PERSALINAN PREMATUR
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama mencegah mordibitas dan mortalitas neonates preterm adalah:
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis
2. Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid
3. Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.
Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor penyulit ada. Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah.
1. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah kontraksi berhenti atau tidak.
2. Bila kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis tinggi sebagai pilihan kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga sebagai pilihan ketiga.
3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan beri dukungan.
4. Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative (gestosis, DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).






































BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1.Pengkajiaan Data Tanggal 18 Desember 2009 Jam:10.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Bayi : By. Ny “A”
Umur : -
Tgl/jam/ lahir : 09-08-2013
Jenis kelamin : Laki – laki
No. Registrasi : -

Nama Ibu : Ny.”A” Nama Ayah :Tn “F”
Umur : 25 Thn Umur : 30 Thn
Suku Bangsa : Jawa/ Indo nesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasila : - Penghasilan : -
Alamat :selemak Alamat :selemak
Telp : -
2 Anamnesa khusus
Tanggal : 18-12-2013 jam : 10.00
a) Riwayat penyakit kehamilan
1) Perdarahan : Tidak ada
2) Pre eklamsia : Tidak ada
3) Eklamsia : Tidak ada
4) Penyakit kelamin : Tidak ada
5) Lain – lain : Tidak ada
b) Kebiasaan waktu hamil :
1) Mkanan : Makanan seimbang
2) Obat – obatan : Tidak pernah
3) Merokok : Tidak pernah
4) Lain – lain : Tidak ada
c) Riwayat Persalinan Sekarang :
1. Jenis Persalinan : spontan
2. Ditolong Oleh : bidan
3. Lama Persalinan : 30 menit
 kala I : 1 jam - menit
 kala II : ½ jam- menit
 kala III : - jam 10 menit
 kala IV : 2 jam - menit
4. ketuban pecah : spontan/ amniotomi, warna: jernih, bau: anyis,
jumlah: 200cc
5. komplikasi persalinan:
 ibu : tidak ada
 bayi : tidak ada
6. keadaan bayi baru lahir:
 Nilai apgar : 1 menit: 7. 5 menit: 8
 Berat badan lahir: 1900 gram
 Panjang lahir : 45 cm.
d) Resusitasi
Penghisapan lendir : ya. Rangsangan : ya.
Ambubag : tidak. Lamanya : - menit
Massage jantung : tidak. Lamanya : - menit
Oksigen : tidak. Lamanya : - menit
Therapi : -
Keterangan : -
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Suhu : 36,5 c, Axilla/ rectal, pukul -
c) Pernafasan : 45 x/ menit, teratur/ tidak, pukul -
d) HR : 125 x/ menit, teratur/ tidak, pukul -
e) BB sekarang : 1900 gram


2. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi
a) Kepala : Tidak ada caput, tidak ada maulage
b) Ubun – ubun : Belum menutup
c) Muka : Berwarna merah muda
d) Mata : pupil (+) terhadap reflek cahaya
e) Telinga : Tidak ada serumen
f) Mulut : Tidak terdapat palato labio sceleeces
g) Hidung : Tidak terdapat pernafasan cupinghidung
h) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i) Dada : Bentuk silindis
j) Tali pusat : Tidak ada perdarahan, tali pusat baik
k) Punggung : Tidak lordosis
l) Ekstremitas : Pergerakan baik, tidak ada kelemahan
m) Genetalia : tidak ada kelainan
n) Anus : Tidak terdapat atresia Ani

3. Reflek
a) Reflek Moro : Positif
b) Reflek Rooting : Positif
c) Reflek Graphs/ piantar : Positif
d) Reflek sucking : Positif
e) Reflek Tonic Neck : Positif

4. Antropometri
a) Lingkar kepala : 33 cm
b) Lingkar Dada : 32 cm
c) Lingkar lengan atas : 8 cm

5. Eliminasi
a) Miksi : sudah warna: kuning jernih, pukul10.17, 1 kali
b) Meconium : sudah warna: hijau kehitaman, pukul 11.00, 1 kali

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah : Tidak dilakukan
b. Urine : Tidak dilakukan

3.2 DIAGNOSA/MASALAH
DX : Bayi baru lahir hari pertama dengan prematur
DS : ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 18 Desember 2009
Ibu mengatakan melahirkan dengan umur kehamilan 8 bulan
DO : - keadaan umum : Baik
- TTV :- Penafasan : 45x/menit
- Suhu : 36 C
- Nadi : 125x/menit
- A-S :7-8
- Antropometri : - BB :1900 gr
- PB : 47 cm
- Lika : 30 cm
- Lida : 31 cm
- Lila : 8 cm

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
 Asfiksia
 Hipotermia
 Infeksi
 Hipoglikemi

3.4 IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
o Pemantauan suhu
o Perawatan tali pusat
o Konsultasi dengan dokter
o Rujuk

3.5 INTERVENSI
1. Lakukan penanganan awal
R/ :Untuk menimalisir kedaruratan pada bayi
2. Perhatikan nutrisi yang akan di berikan pada bayi (ASI)
R/: agar nutrisi bayi terpenuhi
3. Berikan HE :
a. Cara memberikan ASI
R/ : Agar nutrisi bayi terpenuhi
b. Cara menjaga kehangatan bayi
R/:Agar bayi tidak hipotermi
c. Tanda-tanda bahaya bayi prematur
R/:Agar ibu waspada terhadap bayinya
d. Perawatan bayi sehari-hari
R/:Agar bayi tidak infeksi
4. Anjurkan pada ibu untuk control bayinya ke tenaga kesehatan
R/: Agar kesehatan bayi terkontrol

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal 18 - 12-2009 Jam :10.00 WIB
1. lakukan penanganan awal pada bayi
 Membersihkan jalan nafas, yakni mulut dan hidung dari lendir darah dan air ketuban dengan kasa steril
 Membersihkan dan mengeingkan tubuh bayi dengan kain lunak yang bersih dan kering
 Menjepit, memotong dan merawat tali pusat dengan benar yaiti membungkus tali pusat dengan kasa steril.
 Membungkus bayi dengan kain yang bersih, kering dan cukup tebal.
 Meletakkan bayi diruangan yang hangat.
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lain
3. Memberikan HE tentang :
• Cara menjaga kesehatan dan kehangatan prematur, yaitu :
- Bayi tidak boleh diletakkan ditempat yang banyak angin.
- Ganti pakaian dan kain pembungkus bayi bila basah
- bayi harus sering dipeluk di dada untuk mendapatkan kehangatan.
- jangan dimandikan terlebih dahulu sampai keadaan bayi stabil.
• Cara memberikan ASI pada bayi prematur
- Bayi disusui sesering mungkin
- Setiap slesai menyusui, bayi dipangku dan ditegakkan sambil ditepuk-tepuk punggungnya agar udara dalam perut dapat keluar.
- Sisa-sisa ASI dimulut bayi dibersihkan dengan kapas atau kain bersih yang dibasahi dengan air hangat.
• Tanda-tanda bahaya bayi prematur, yaitu :
- Bayi menjadi lemah
- Bayi tiba-tiba kurang mau minum, tidak sepeti biasanya
- Bayi kejang-kejang
- Tali pusat berdarah, kmerahan, berabau atau brnanah.
- Bayi demam
- Bayi mencret atau muntah-muntah, dll.
• Perawatan bayi sehari-hari
- Cara merawat tali pusat dengan benar untuk mencegah infeksi
- Memberikan lampu 5 watt di ruangan bayi dengan jarak 1 meter
- Tidak memandikan bayi sebelum BB bayi mencapai 2500 gram
- Tidak boleh memberikan makanan tambahan apapun pada bayi

3.7. EVALUSI
Tanggal 18-12-2009
S : - Ibu megatakan bayi lahir kurang bulan
O : - Keadaan umum baik
- TTV : - Nadi : 125 x/menit
- Suhu : 36 ‘C
- Pernafasan : 45 x/menit
- A-S : 7-8
A: Bayi Ny.”S” dengan prematuritas
P : - Berikan HE tentang perawatan tali pusat
- Berikan HE tentang pemberian kehangatan pada bayi
- Berikan HE tentang ASI
- Observasi pernafasan dan suhu dan TTV dan BB.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan lebih memudahkan pembaca. Pada pembahasan ini sudah di kelompokkan sesuai langkah-langkahmanajemen kebidanan. Yang meliputi :
1. Pengkajian
Pada pengkajian terdapat pengkajian data secara subyektif dan objektif.
Dari pengkajian tersebut tidak terdapat kesenjangan di karenakan klien sangat membantu dan mau di ajak berkomunikasi , mampu menjawab semua pertanyaan pada pengumpula data secara subyektif. Dan pada pengkajian data secara obyektif yang dilakukan melalui pemeriksaan oleh tenaga kesehatan juga tidak terdapat kesenjangan.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada interpretasi data dasar, dari diagnosa dan data dasar yang di peroleh melalui DS dan DO “Asuhan kebidanan pada bayi Ny.S dengan kehamilan kurang bulan tidak mengalami kesenjangan, karena pemeriksaan di lakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
3. Diagnosa (Masalah Potensial)
Masalah diagnosa atau masalah potensial yang ditegakan adalah Asfiksia, Hipotermi, Infeksi dan Hipoglikemi.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena bidan melakukan kolaborasi dengan dokter DSOG.. Pada bayi Ny.S dilakukan segera dan berkolaborasi dengan DSOG.
5. Intervensi
Pada tahap merencanakan asuhan yang menyeluruh berpedoman pada teori yaitu dilakukan observasi keadaan umum janin, dan kolaborasi dengan DSOG. Pada bayi Ny.S dilakukan sesuai dengan teori, observasi keadaan umum janin, dan kolaborasi dengan DSOG.
6. Implementasi
Dalam melaksanakan asuhan menurut teori, observasi keadaan umum janin, dan kolaborasi dengan DSOG. Pada bayi Ny. S dilaksanakan sesuai dengan teori , observasi keadaan umum janin, dan kolaborasi dengan DSOG.
7. Evaluasi
Pada langkah evaluasi tiap 15 menit jam pertama, 30 menit jam kedua, dan 6-8 jam hari pertama.. Pada Ny. W penulis hanya mengobservasi 2 jam post partum selanjutnya perawatan dipantau di ruang nifas.
Setelah mendapatkan penjelasan dari bidan, ibu mengerti dan merasa puas dengan konseling yang diberikan oleh bidan serta pelayanan yang di berikan. Dan pada evaluasi juga tidak terdapat kesenjangan.
Jadi, dalam pembahasan yang sudah di jelaskan secara perkelompokdapat dikatakan tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang di buat, semua item-item dapat dilakukan sesuai standart 7 langkah varney.





























BAB IV
PENUTUP


4.1. KESIMPULAN

Premature adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan.
Faktor penyebat persalinan bayi prematur adalah adanya faktor maternal, faktor fetal, dan faktor lain, seperti kehamilan, kondisi medis, faktor sosial ekonomi dan faktor gaya idup
kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
1. Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%
6. Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadika
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

4.2. SARAN
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif dalam melakukan pembinaan kasus. Sehingga asuhan yang diberikan dapat diterapkan sesuai dengan teori yang didapat di institusi pendidik


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar